Jawa Timur — Jum’at, 21/06/2024 Asal bunyi dan terlihat tidak profesional itulah yang terjadi sekarang di dunia hukum Indonesia sekarang,banyak kebusukan yang ditutupi, bahkan kejahatan dilindungi bah kebun binatang terbesar se-Asia terkait judi, situs VPN porno, Bahkan sampai iklan foto animasi bugil tersebar luas di Facebook, Instagram, Twitter, dll
MR.D(36) th, menyebutkan bahwa hukum sekarang layaknya karnaval 17_an, yang mana legalitas hukum hanya dijadikan bahan kedok sirkus para Markus dan tikus kantor, menghalalkan segala cara demi menghalalkan yang haram begitu pun ambisi binatang yang sungguh sangat kritis, berkedok agamis tapi iblis dan atheis.
” Jika menilai orang se’enaknya, pakai cara manipulatif dan adu domba, binatang aja bisa mikir, bukan kek sampah limbah pemerintah gitu,haus jabatan dan kekuasaan, kewenangan di tenggelamkan demi keserakahan,kerakusan, ketamakan dan menjijikkan lagi berkedok hukum menjadi pelacur negara bahkan menjadikan hukum sebagai bisnis,memalukan”, ujar Mr.D kepada media
Kalau dalam KUHP kita, bisa dilihat pada pasal 303 ayat (1) dimana para pelaku judi ini dapat diancam pidana penjara minimal 10 tahun atau pidana denda paling banyak Rp.25 juta,
Bagi pelaku judi online dapat dikenakan UU ITE pasal 27 (ayat 2). Hukuman untuk mereka yang melanggar adalah dipidana dengan hukuman penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
” Yang diberantas apanya, kerja aja gak pecus mau nya dihormati, disegani, ditakuti, giliran dikritik dan diserang katanya melawan petugas, ada temuan dilapangan, malah keroyokan kek orang gak berpendidikan juga terdidik, pengen ketawa tapi kenal dan temen sendiri, sampah”, imbuhnya geram memandang salah satu oknum yang Dwi fungsi berkedok multifungsi.
Pasal 45 ayat (3) UU 1/2024, karena telah mendistribusikan, mentransmisikan, dan membuat dapat diaksesnya konten perjudian yang diancam dengan pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda maksimal Rp.10 miliar,
Tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Disitu termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.
” Lain kali kalau gak mau di kritik,gak usah jadi pejabat publik,dari pada cuma akal-akalan permainan yang licik dan picik,kita menemukan kasus di jalan, kemaren malah mau dikeroyok sama mereka, gak ada akhlak dan adab emang,aneh”, tutupnya.
Rep : Tim Investigasi